Kepala Badan Pengelolaan  Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Pati, Turi Atmoko mengungkapkan hingga bulan Desember 2020 Pemerintah Kabupaten Pati telah mengeluarkan dana sebesar 52 miliar untuk penanganan Covid-19 di Pati.
“Ada 3 bidang, kesehatan, JPS (jaring pengaman sosial), dan peningkatan ekonomi. Yang paling besar serapannya adalah jaring pengamanan sosial dan juga untuk kesehatan, BPBD karantina juga besar,” kata Turi Atmoko di kantor BPKAD Pati bebera waktu lalu.Sedangkan untuk refocussing anggaran, Turi mengatakan belum ada kebijakan dari atas terkait wacana tersebut.  Sebab anggaran program vaksin Covid-19 seluruhnya  dicukupi APBN melalui anggaran murni dan belum ada skenario baru untuk refocussing.
“Yang untuk pakai anggaran APBD itu sosialisasinya, untuk orang yang akan menerima vaksin menggunakan dana-dana APBD. Kita sudah menyiapkan untuk dana tak terduga itu untuk DKK,” lanjutnya.
Anggaran tak terduga selain digunakan untuk sosialisasi  juga disiapkan untuk alokasi tempat menyimpan vaksin berupa lemari es dengan standar suhu 2-8 celcius.
“Dinas kesehatan mengusulkan biaya untuk penyekatan kantor kemudian sarana untuk mendinginkan penyimpan vaksin itu dikeluardan dari dana belanja tak terduga,” terang Turi.
Sedangkan untuk insentif tenaga kesehatan pasien Covid-19 meski secara regulasi juga di tanggung APBN. Namun melalui dana tak terduga juga Pemkab Pati telah menyiapkan anggaran untuk  meng-cover nakes untuk kategori rumah sakit rujukan.
“Seperti tahun 2020, tenaga kerja yang masuk dalam kategori rumah sakit rujukan dia yang memberikan insentifnya melalui dana BOK (dana operasional kesehatan), jadinya dimintakan di APBD. Kemarin sekitar 3,1 miliar,” katanya.
Tahun ini (2021) Pemkab Pati masih menganggarkan dana untuk gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 (GTPP) sebesar 12 Miliar.
“Mudah-mudahan covid selesai di triwulan 1. Saya pikir kalau masyarakat mematuhi protokol kesehatan pasti bisa segera diselesaikan pandemi ini,” pungkas Turi.(*) SUMBER