Kepala Badan Pengelola Keungan dan Aset Daerah (BKPAD), Turi Atmoko menyebut meski kasus Covid-19 di Kabupaten Pati meningkat tajam, dana untuk penanganan Covid-19 hingga bulan Desember masih bisa mencukupi. Dalam waktu dekat Pemkab Pati belum akan lakukan refocusing anggaran.
Pemkab Pati tak mau rencana belanja modal seperti pembangunan gedung diklat, pembangunan gapura, gedung DPRD hingga pengadaan komputer kantor dinas makin tertunda.
Perlu diketahui, sebelumnya Pemkab Pati telah melakukan refocusing anggaran tahun 2021 sebesar 8 persen atau senilai Rp90 miliar dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil (DBH). Dana ini digunakan untuk mendukung program vaksinasi Covid-19. Untuk operasional pendistribusian, honorarium vaksinator hingga antisipasi efek samping vaksinasi.
“Kalau kami mikir nggak akan kurang, anggaran tersebut kami perhitungankan jika DKK setiap hari Nakesnya nyuntik vaksin. Kenyataannya tidak setiap hari, pastinya perhitungannya sisa,” jelas Turi kepada Mitrapost.com, Sabtu (19/6/2021).
Di luar anggaran untuk vaksinasi Covid-19 Pemkab Pati juga masih menganggarkan dana belanja tak terduga untuk operasional beberapa organisasi perangkat daerah (OPD). Misalnya, untuk kegiatan operasi yustisi Satpol PP dan membayar tim pemakaman Covid BPBD.
“Kemarin DKK (Dinas Kesehatan Kabupaten Pati) juga menganggarkan pembelian reagen PCR. PCR reagennya kalau normal mendapat bantuan kementerian. Kalau kehabisan ya beli. Ini mau beli rumah sakit menggunakan dana belanja tak terduga di rumah sakit Soewondo,” katanya.
Meski program tracing dilakukan secara besar-besaran dalam beberapa pekan terakhir, Turi mengaku tak mempengaruhi anggaran belanja tak terduga.
Tak hanya itu, pemerintah pusat melalui APBN juga telah menggelontorkan dana untuk insentif Nakes dan biaya perawatan pasien isolasi mandiri.(*)